Selasa, 31 Oktober 2017

MENYUSUN IKLAN



MENYUSUN IKLAN
Wow, hari ini kita masih ngaji di bab Iklan. Namun, kali ini kita langsung pada praktik membuat iklan. Anda diberi kebebasan untuk menyusun iklan. Boleh iklan layanan masyarakat ataupun  iklan komersial.
Unsur yang dinilai tentu saja banyak hal. Pertama, orisinalitas, keaslian iklan yang Anda buat. Lo, berarti tidak boleh melihat, menyontek yang ada di berbagai media sosial? Lihat boleh, bahkan disunahkan. Namun, menconto perlu dihindari, atau setidak-tidaknya ada unsur inovasi dalam iklan yang Anda buat. Kedua, kerapihan, keapikan. Ya, gampangnya estetika dalam iklan Anda buat. Untuk referensi Anda, silakan buka video berikut. Semoga gawai Anda bisa bersahabat untuk memutarnya. Nuwun.

Minggu, 29 Oktober 2017

TITIP FARAH X IPA4



Wasiat Nenek

Suatu pagi di terminal Muntilan, seorang nenek renta menitipkan cucunya yang masih berusia 10 tahun kepada kernet  bus menuju Semarang. Nenek itu berpesan “Mas, nanti kalo sampe di Secang, tolong anak ini diberi tahu, ya? “Nggih, Mbah, jawab sang kernet. “ Suasana di dalam bus biasa-biasa saja. Para penumpang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Bus berangkat menuju ke Semarang. Dalam perjalanan yang belum lama si kecil terus bertanya pada sang kernet “Pak, sudah sampe Secang belum?  Karena mungkin kesal terus ditanya, sang kernet pun menjawab “Belum Le, tenang saja. Nanti saya beri tahu. Kamu tidur saja, pokoknya beres.” Si kecil pun tertidur.
Bus terus berjalan. “Payaman, Payaman, Secang, Secaang siap-siap turun. Bus pun masuk terminal Secang, beberapa penumpang turun melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. Selanjutnya bus meninggalkan Secang ke arah Semarang. Kira-kira 1 km lepas dari Secang, si kecil terbangun. “Pak, sudah sampe Secang?  Sang kernet kaget, ia lupa pesan nenek tadi untuk memberi tahu si kecil jika sudah sampai Secang.
Sang kernet pun minta persetujuan penumpang yang lain tentang si kecil. Karena merasa kasihan, para penumpang pun menyetujui bus balik ke Secang. Akhirnya, bus balik ke Secang. Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 
“Le, nih sudah sampe di Secang. Sesuai dengan pesan nenekmu tadi to? Namun, si kecil tetap santai. Sang kernet dan para penumpang lain mulai tak sabar menunggu si kecil untuk segera turun dari bus. “Ayo Le,ini Secaaang! Kamu harus turun” sesuai amanah nenekmu.
“Terima kasih, Pak. Saya juga sudah melaksanakan pesan nenekku. Bungkusan ini sudah saya buka untuk sarapan. Ayo, Bapak ikut makan.” 
” Begituuuu? Wedhuuuus!, geram sang kernet sambil meninju-ninju kepalanya sendiri.
Sambil menahan marah para penumpang lain pun hanya bisa tertawa dalam hati. Bus pun bergegas kembali menuju Semarang. 

Pertanyaan bacaan
1.    Struktur teks anekdot

Struktur
Deskripsi
Abstrak
Seorang nenek renta yang menitipkan cucunya pada kernet bus.
Orientasi
Saat diperjalanan si kecil bertanya pada sang kernet ,apakah dia sudah sampai di Secang atau belum.Kemudian sang kernet menjawab belum,dan menyuruhnya untuk tidur.
Krisis
Ketika bus sampai di Secang,sang kernet bus pun lupa memberitahu kepada si kecil,sampai kira-kira 1 km lepas dari Secang,sang kernet baru teringat dan dia pun kaget.Tepat setelah si kecil bangun dari tidurnya dan bertanya kepadanya.
Reaksi
Kemudian sang kernet pun meminta kepada para penumpang untuk bersedia kembali lagi ke Secang.Para penumpang pun menyetujuinya. Buspun kembali lagi ke Secang. Sesampainya di Secang sang kernet pun memberitahu kepada si kecil bahwa ia sudah sampai.
Koda
Si kecil pun mengucapkan terima kasih kepada sang kernet. Dia berkata pada sang kernet bahwa ia sudah memenuhi amanah neneknya,kemudian si kecil mengajak sang kernet untuk ikut makan dengannya. Sang kernet pun geram,kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Semarang.
2.    Isi bacaan “Wasiat Nenek”
Masalah yang dibahas

Unsur humor
Ketika si kecil berkata pada sang kernet bahwa  bungkusan yang berisi makanan sudah dibuka untuk sarapan,lalu si kecil mengajak sang kernet untuk ikut makan.
Makna tersirat
Kelalaian seseorang yang disebabkan oleh kekesalan.
Amanat teks
Kita harus memenuhi amanah dari orang lain.

3.    Isi bacaan “Cara Keledai Membaca Buku”
Masalah yang dibahas
Cara keledai membaca buku.
Unsur humor
Nasrudin yang  mengajari keledai membaca buku dengan menyisipkan biji gandum di dalamnya. Namun sang keledai hanya bisa membolak- balik buku.
Makna tersirat
Janganlah kita memberikan tantangan /syarat kepada orang lain,sedangkan syarat tersebut tidak mungkin terjadi.
Amanat teks
Kita sebagai manusia harus lebih pintar dari pada hewan,kita diberi akal pikiran oleh Tuhan,maka layaknya kita gunakan sebaik-baiknya.

4.    Tentukan ciri kebahasaan teks anekdot dengan memberikan bukti, masing-masing ciri lima bukti!
a.       Menyatakan kalimat yang menyatakan waktu.
1)      Suatu pagi di terminal Muntilan, seorang nenek renta menitipkan cucunya yang masih berusia 10 tahun kepada kernet  bus menuju Semarang.
2)      Pada zaman dahulu,…
3)      Suatu hari,…..
4)      Alkisah,…
5)      Dua minggu kemudian,…
b.      Mernggunakan kalimat retoris.
c.       Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan sebab akibat.
d.      Menggunakan kata kerja aksi.
” Begituuuu? Wedhuuuus!, geram sang kernet sambil meninju-ninju kepalanya sendiri
e.       Menggunakan kalimat seru.
f.      

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...