MENYONGSONG
ERA BARU DENGAN SEMANGAT BARU
Selamat
untuk pembaca semua. Selamat apa? Ya, selamat samuanya. Selamat sudah dapat
menyelesaikan puasa bagi saudaraku yang Muslim, plus merayakan Lebarannya.
Selamat bagi sedulur-sedulur yang bisa membeli baju atau sekadar sandal japit
baru. Selamat bagi saudara-saudara yang sudah dapat berkumpul dengan handai
taulannya meskipun untuk mewujudkannya harus berjuang setengah mati-matian.
Khusus bagi keluarga
besar SMAN 2 Magelang, selamat kembali ke habitat edukatif kampus biru kita,
Kampus Begarlist. Rehat yang terlalu lama, sekitar empat pekan, telah membuat
kita gamang kembali ke dunia sekolah.
Oleh karenanya, ada baiknya semua warga sekolah untuk senam ringan
penyesuaian. Para guru ada baiknya senam ringan dengan membuka-buka buku,
memegang-megang spidol supaya tidak kikuk begitu kembali mengajar.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTYL7HPf0FNDGJDy7RehRlQYRhpOTt5t8iHf14mw2wx69IrQCym48PjTUZijc0VbVwCe54C4CzxOay2xEC_eWh62POf93mDddnlJH-Hgm59r8O1z4jR7FfUu9WqozJf8EQEiM_FMkPclI/s320/20170712_084831%255B1%255D.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCnlJR3eSt7FhkHB9vRRbLe0EGRkEKadxpGcAPwwukvIXemylbxEr99hbKtNnuxVDIcAErjoNQCVCMXyrWjGVmEz30T5e8wTi6XaN7_5ll_yDAaqgsZQBcMIP-5bZoq3Fb5jpp20vryis/s320/20170712_085858%255B1%255D.jpg)
Kebijakan
baru itu misalnya penghilangan honor untuk waka, bendahara, wali kelas, pembina
ekstrakurikuler. Wow, kok begitu? Ya, itulah kebijakan. Yang tidak setuju,
silakan nangis sampai nggero-nggero; sementara yang setuju, kilihatannya
kok tidak ada. Jadi, nantinya para guru yang biasanya punya jabatan (waka,
bendahara, pembina ekstrakurikuler, dll.) dimungkinkan akan berbondong-bondong
menyerahkan diri untuk menjadi guru biasa.
Mengapa
demikian? Lha, wong jadi guru baik yang beratribut, maupun yang biasa, tanpa
embel-embel, pahala dunianya sama saja. Masalah ganjaran akhirat, jelas sangat
berbeda. Namun, sayang hal gaib begini mata lahiriah kita tidak mampu
melihatnya. Mungkin terkecuali bagi teman-teman kita, para guru agama.
Oleh karena
itu, diperlukan kebijakan dari atasan yang benar-benar wicaksana, hati-hati,
dan membuat semua bersenang hati. Pendistribusian kerja harus adil dan merata.
Harus ada sikap memandang yang baru bahwa semua guru itu mampu melaksanakan
tugas. Dengan demikian, tidak akan terjadi penimbunan tugas sekolah kepada
personel tertentu. Sementara di sebelah sana, ada beberapa guru yang enak-enak
tidak mendapat tugas apa-apa dari sekolah. Ketakutan bahwa ada personel guru
yang kurang atau tidak mampu, sebenarnya kebanyakan hanyalah halusinasi.
Kalaupun itu sebuah kenyataan, ya di sinilah tugas mulia seorang pemimpin untuk
menjadikan yang kurang menjadi GENAP.
Sementara
bagi siswa, sebenarnya sudah dimulai tahun yang lalu. Anda, para senior,
dilarang keras bersentuhan langsung dengan para siswa baru saat masa orientasi
siswa baru (MOS) yang sekarang berganti nama menjadi pengenalan lingkungan
sekolah (PLS). sebagai kebijakan yang relatif baru, ini pun pada awalnya banyak
disinisi para siswa senior. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, akhirnya
para siswa senior pun menerimanya meskipun masih belum legawa 1000%.
Memperdebatkan
sesuatu yang baru, yang kita juga belum paham ruhnya, rasanya hanya
membuang-buang waktu. Mari energi itu kita kelola untuk “memaksa diri” dan
bersiap menyongsongnya dengan niat kerja sungguh-sungguh. Dengan nawaitu
bismillah, mari sambut era baru dengan semangat baru yang terus meningkat,
sebagaimana bulan Syawal, setelah Ramadan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar