KUNJUNGAN WISATA
KE BALI
(oleh Hadija Alia Majida)
Kisah Perjalanan
Sabtu, 28 Maret 2015, siswa kelas XI SMAN 2 Magelang mengadakan studi
budaya ke Pulau Bali. Acara ini merupakan agenda tahunan OSIS SMAN 2 Magelang.
Studi budaya ke Bali kali ini diikuti oleh mayoritas siswa kelas XI. Pada tahun
ini, peserta yang ikut ada 208 siswa dan 15 guru pendamping.
Tujuan kegiatan ini
adalah belajar budaya yang ada di Bali. Mungkin kalau mau studi sampah, cukup
di kelas-kelas saja. Dijamin pasti ada barangnya di setiap kelas. Jadi, murah,
meriah, dan tepat sasaran.
Rombongan ke Bali
dibagi ke dalam lima bus, bus A, B, C, D, dan E. Setiap bus diisi rata-rata 43
siswa dan 3 pendamping dari guru. Kami meninggalkan sekolah pukul 07.30 WIB.
Bus bergerak ke utara melewati Bawen, Salatiga, Solo, dan seterusnya. Hampir
semua peserta bergembira, kecuali yang sangunya super mepet. Selepas dari
Bawen, beberapa anak yang terbiasa naik andong, mulai menampakkan keasliannya.
Mereka mulai pusing, bahkan beberapa di antaranya “hoak”.
Pukul 13.30,
rombongan “break part 1” di rumah makan Ngawi, Jawa Timur. Setelah makan, salat,
dan sejenak meluruskan kaki yang super pegel, rombongan segera melanjutkan
perjalanan. Kami memasuki Kota Probolingga pukul 19.30. Kami istirahat di restoran
Bromo untuk mengisi perut yang sudah menagih jatah, di samping tentunya
kewajiban salat. Pukul 02.00 WIB dini hari, rombongan telah tiba di Pelabuhan
Ketapang, Banyuwangi, dan siap menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk. Karena
pelabuhan dalam keadaan ramai, rombongan harus antre menyeberang. Kami terombang-ambing di dalam feri di tengah selat. Akhirnya, banyak di antara
kami yang harus melaksanakan salat subuh di atas kapal feri. Bagaimana rasa
salat subuh di atas feri? Rasanya penuh sensasi, terutama saat berdiri. Wiih
bergoyang-goyang serasa mau jungkir ketika itidal.
Lepas dari
Gilimanuk, rombongan kami segera menyusuri Pulau Bali. Dari sinilah sebenarnya
wisata budaya itu dimulai. Masya Allah, mungkin benar Bali ini adalah Pulau Seribu Pura. Sebab, di sepanjang jalan yang kami lewati bisa dijumpai pura di hampir
setiap rumah. Mirip dengan kota kami, NEGERI SEJUTA BUNGA. Jadi, kalau Anda ke
Magelang pasti Anda akan menemui bunga.
Bahkan, mungkin karena terlalu subur tanahnya, di negeri SEJUTA BUNGA
ini banyak pula tumbuh bunga plastik di pinggir jalan.
Kembali ke
perjalanan, menjelang pukul 07.30 kami transit di rumah makan Soka Indah,
Denpasar. Peserta segera berhamburan menyerbu kamar mandi. Setelah
menyelesaikan hajat, kami segera memulihkan stamina dengan makan. Tujuannya
supaya kami survival melakukan studi budaya di negeri para dewa ini.
Kunjungan
ke Objek Wisata
1. Danau Bedugul dan
Jogger
Objek
wisata yang pertama kami kunjungi adalah Danau Bedugul. Sebuah danau di atas pegunungan. Masya Allah,
tempatnya luar biasa. Sebuah lembah tandon air alami di atas bukit dijaga
pura-pura megah di
sekelilingnya. Sungguh indah memesona. Setelah menuntaskan kekaguman di Bedugul, rombongan kami segera menuju ke Jogger. Ya, Jogger adalah pasar kata-kata yang menempel di berbagai produk. Ada kaos, kemeja, tas, sandal, dsb. Jogger adalah sihir bagi pengunjung untuk menghamburkan uangnya. Hanya orang yang super perhitungan dan yang nggak punya duit saja yang datang ke sini tidak berbelanjaa ria.
Nampang di Depan Hotel |
Selepas
dari Joger, rombongan kami menuju hotel. Waktu sudah sore, mendekati pukul
16.00 WIT. Satu setengah jam perjalanan dari Jogger, kami sampai di hotel. Luar
biasa, kami harus menyesuaikan diri jadi orang modern: menggunakan card untuk naik tangga dan masuk kamar.
Masuk ke dalam kamar membuat kami semakin ndeso dan culun. Sebuah kamar tidur
yang tertata rapi dengan pelapis putih bersih menunggu di depan kami. Ya,
pokoknya masuk di hotel, kami menjadi semakin inferior.
2.
Wisata Pantai dan
Garuda Wisnu Kencana
Esoknya,
kami sudah harus siap menyusuri keindahan negeri para dewa ini. Kali ini buruan
kami adalah serbabasah, wisata pantai. Tempat pertama adalah Pantai Kuta,
dilanjutkan ke Tanjung Benua, ke Pantai Pendawa, dan berakhir di Garuda Wisnu
Kencana. Pantai Kuta adalah trade mark-nya
Bali yang sudah kesohor ke seluruh dunia. Di pantai ini pemandangannya cukup
eksotis. Banyak turis yang mekong dan mesu di sini. Karenanya, di samping kami
berdecak kagum atas keindahan Kuta, kami juga terus beristighfar untuk
mengurangi dosa mata kami. Bahkan di antara kami banyak yang menggunakan
kacamata hitam supaya kalau melihat hal-hal yang woow jadi ah biasa, atau
paling tidak dosanya tertinggal nempel di kacamata. Tanjung Benua merupakan
wisata pantai. Aneka permainan khas pantai, seperti banana air, jet air, dan
melancong dengan kapal kecil ke Tanjung Benoa bisa dinikmati wisatawan di sini.
Selepas tengah hari, kami tinggalkan Tanjung Beno untuk menuju Pantai Pandawa.
Disebut Pantai Pandawa karena di tebing pantai, berjajar patung pandawa:
Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa. Pantainya indah hampir mirip
dengan Kuta. Di sini pun banyak bule yang bermandi ria.
Mendekati
magrib rombongan kami sudah merapat ke Garuda Wisnu Kencana (GWK). Menu yang kami nikmati di sini adalah pertunjukan tari
Garuda Wisnu yang digelar di teater terbuka dan tari kreasi yang dimainkan
tepat di depan patung kepala Dewa Wisnu. Menyaksikan pertunjukan tari sembari
menikmati panorama indah belahan batu cadas raksasa eksotik adalah sesuatu yang
luar biasa, subhanallah.
3.
Wisata Hari Terakhir
Menu wisata
hari pamungkas kami adalah mengunjungi pertunjukan Tari Barong, Pasar Krisna,
dan Pasar Sukawati. Menikmati pertunjukan Tari Barong tak ubahnya menonton
adegan “goro-goro” dalam wayang Jawa. Pertunjukan dikemas penuh banyolan ala
adegan ponokawan dalam “goro-goro”. Jadi, meskipun sebenarnya mengusung cerita
pakem, penyajiannya tetap komunikatif melibatkan penonton.
Selepas
dari menikmati pertunjukan barong, kami langsung menuju Pasar Krisna dan
Sukawati. Kedua tempat ini merupakan tempat untuk memenuhi dahaga belanja,
terutama buah tangan baju, kaos. Ya bisa dikatakan murah memang belanja di
sini, terutama bagi yang pandai menaawar. Akan tetapi, bagi orang yang tak
pandai bernegosiasi dijamin bakal buntung di sini alias menjadi makanan empuk
pedagang.
Setelah puas memburu oleh-oleh
di kedua pasar ini, rombongan segera menuju ke Pelabuhan Gilimanuk dan menyeberang untuk kembali ke Magelang. Kami pulang
dengan seribu kesan yang akan kami simpan di memori kami. Entah sampai kapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar