Kamis, 24 September 2015

SOL REMIDI UHB 2015 KELAS X IPA1 - X IPA5

SOAL REMIDI UHB BAHASA INDONESIA
1.      Lengkapilah kolom di bawah ini dengan membubuhkan frasa nomina dan frasa verba!
No.
Kata Dasar
Frasa Nomina
Frasa Verba
1
ukur


2
pukul



2.      Carilah sinonim dari kata di bawah ini!
a.       global:
b.      pakaian:
3.      Lengkapilah kolom di bawah ini dengan kata penjenis dan pendeskripsi!
No.
Kata Dasar
Penjenis
Pendeskripsi
1
baju

hangat
2
baju
sutra

3
pintu

berat
4
pintu

coklat
5
daerah

berbahaya
6
pemakan



4.      Lengkapilah paragraf di bawah ini menggunakan konjungsi yang tepat!
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat elastis. Plastik mencakup produk polimerisasi sintetik a).......... semisintetik, b) .......... ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik  mempunyai peranan yang sangat penting di bidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furnitur, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak c)........ produk-produk industri lainnya. Plastik dapat didaur ulang d)........... nilai pemrosesan kurang efektif.
Dikutip dari www. digilib.its.ac.id

5.      Pasangkan kata-kata, kelompok kata, dan kalimat yang ada pada tabel sebelah kiri dengan tabel sebelah kanan dengan memberikan tanda anak panah!

 






                      



Senin, 21 September 2015

Tugas siswa Kelas XII IPS 3, Selasa 22 September 2015 jam ke-1, 2
Memproduksi Teks Sejarah
Anda telah memiliki data orang-orang terdekat di lingkungan Anda (bapak, ibu, pakde, bude, paman, tante, kakek). Tugas Anda sekarang adalah menyusun teks sejarah salah satu di antara mereka. Anda bisa menyusunnya berdasarkan urutan/kronologis waktu. Misalnya, tentang ayah atau ibu Anda. Teks yang Anda susun bisa dimulai masa kelahiran (masa kecil),  masa kanak-kanak, masa sekolah, masa berkarier, hingga masa kelahiran Anda, dan perjuangan menyekolahkan Anda.
Hati-hati dengan penggunaan konjungsi dalam teks sejarah yang Anda tulis. Konjungsi setara atau sederajat (dan, tetapi, atau) tidak boleh mengawali kalimat. Konjungsi tidak setara atau bertingkat, bisa di awal atau di tengah kalimat, kecuali bahwa dan sehingga yang hanya boleh di tangah kalimat. Selain itu, penggunaan ejaan, kata baku, tanda baca lainnya, juga perlu diperhatikan.
Satu lagi yang perlu Anda ingat adalah penggunaan sudut pandang. Untuk menjaga kenetralan teks yang Anda bangun, Anda disarankan tidak menggunakan sudut pandang orang pertama. Gunakan sudut pandang orang ketiga.
Gunakan buku catatan Anda untuk mengerjakan soal ini!
Contoh:

Syahrowardi Siroj, Penjaga Islam di Wates Tengah
Bagi masyarakat Wates Tengah, yang dulu lebih dikenal dengan nama Kampung Wates Beningan, nama K.H. Syahrowardi Siroj adalah sosok yang tidak asing lagi. Ia merupakan seorang ulama penyambung penyebaran Islam di tanah Wates.

Asal-usul Syahrowardi Siroj

Syahrowardi Siroj dilahirkan di Magelang pada 7 Mei 1945. Ia lahir dari pasangan K.H. Muhammad Siroj dan Nyai Saidah. Syahrowardi Siroj merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. ... .  

Minggu, 20 September 2015



Ibrah Kurban
(oleh Sartono Jaya)

!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ
1.  Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2.  Maka Dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].

Kamis, 24 September 2015, umat Islam (Muhammadiyah 23 September) akan melaksanakan salat Idul Adha. Setelah salat Ied, umat Islam  yang mampu akan melakukan penyembelihan hewan kurban. Kurban merupakan hewan sembelihan yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Hukum Kurban
Para ulama pada umumnya menghukumi kurban sebagai sunah, tidak wajib. Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata,”Kurban itu hukumnya sunah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (mukim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji. Hal itu merujuk pada hadis Nabi berikut.
“Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih kurban, sedang kurban itu bagi kamu adalah sunah.”(H.R. At-Tirmidzi)
“Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) kurban dan ia tidak wajib atas kalian.” (H.R. Ad Daruquthni).

Bagaimana dengan Orang yang Mampu?
Ukuran “mampu” berkurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan sedekah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok,  berupa sandang, pangan, papan, dan kebutuhan penyempurna yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dia terbebas dari menjalankan sunah kurban (Al Jabari, 1994).
Fenomena sekarang ini banyak orang yang sudah mampu, tetapi belum mau berkurban. Sudah mampu? Ya dilihat dari prejengan, performance-nya, rumah bagus, mobil/motor punya, pekerjaan mapan, udud tiap hari tidak kurang dari satu bungkus. Kurang apa lagi? Mungkin kurang ajar. Kanjeng Nabi SAW memberikan warning bagi golongan ini dengan sabdanya “Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berkurban, janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat salat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah R.A.).

Mencari Solusi agar Bisa Berkurban
Pada dasarnya setiap muslim berkeinginan untuk melaksanakan anjuran Rasul, yakni berkurban. Namun, banyak di antara kita yang hanya berhenti sampai pada keinginan. Niat atau keinginan saja tidak cukup. Oleh karena itu, perlu strategi untuk merealisasikan keingingan itu menjadi kenyataan.
Perencanaan menjadi kunci dari segalanya. Untuk bisa berkurban, perlu perencaaan yang matang. Sedini mungkin kita memang harus merencanakan hal ini. Kita ketahui bahwa kurban itu tenggat waktunya satu tahun sekali. Berarti kita harus merencanakannya selama sebelas bulan. Misalnya, kita estimasikan harga hewan kurban (sapi) sebesar  Rp 19.000.000,00. Harga tersebut dibagi tujuh orang. Berarti per orang harus mengiur Rp 2.750.000,00. Dengan demikian, kita harus menabung per bulannya Rp 250.000,00. Dengan cara ini, insha Allah kita kan mampu berkurban.

Mengambil Ibrah dari Kurban
Tujuan kurban adalah untuk mendekatkatkan diri kepada Allah. Maka, idealnya pengurban harus menunjukkan perilaku kesalehan. Ia makin taat kepada perintah Allah dan rasulnya. Di samping itu, tentunya dalam bermuamalah dengan sesamanya semakin baik. Pengurban akan menjadi pribadi yang kepekaan sosialnya makin terasah, rasa welas asihnnya semakin tinggi.
Pengurban sejati hanya pamrih kepada Allah. Ia tidak pamrih kepada manusia. Sebab, ia berkurban tidak karena ingin terpilih menjadi bupati, menjadi walikota, menjadi kepala sekolah, apalagi menjadi ketua RT yang tanpa bayaran.
Mari mulai sekarang kita siapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi panggilan Allah, kurban. Yang belum bisa berkurban, tak ada salahnya kita berKORBAN dulu.

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...