Rabu, 06 November 2019


MEMPERINGATI 91 TAHUN SUMPAH PEMUDA




  


Hari ini (Senin/28/10/2019) kita, khususnya para pemuda memperingati genap 91 peristiwa sumpah sakti, yakni Sumpah Pemuda. Kedigdayaan atau kesaktian Sumpah Pemuda tidak perlu diragukan lagi. Berkat sumpah itu, bangsa kita yang waktu itu, jauh sebelum 91 tahun lalu, tercerai berai, perlahan bisa disatukan. Hasil nyata buah persatuan itu yang sangat bersejarah adalah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kini pelajaran apa yang bisa kita petik dari peristiwa sakti itu? Sejarah telah mengedukasi kita bahwa untuk menjadi sakti, sukses, hebat, JAYA diperlukan SUMPAH. Lihatlah sang Danang dari pemuda biasa menjadi orang hebat. Ia menjadi penguasa tanah Jawa yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Senopati. Hal itu bisa ia peroleh setelah ia ber-SUMPAH di hadapan guru spiritualnya, Ki Ageng Juru Martani. Ia berjanji di hadapan gurunya akan mengurangi makan, minum, dan mesu budi, hingga menjadi “orang”. 
Bahkan, jauh sebelum itu, yakni 231 tahun yang lampau, Gajahmada juga mengucapkan sumpah Amukti Palapa. Sumpah yang dimantra pada tahun 1336 Masehi itu telah menjadikan Majapahit sebuah kerajaan besar di wilayah Asia.
Dalam lingkup yang lebih sempit di Smada pun tidak berbeda. Kita bisa menjadi hebat, MELESAT, apabila mau ber-SUMPAH. Tentu saja dalam hal ini adalah sumpah asli, bukan sumpah palsu.   Sumpah asli adalah tekad yang kuat disertai lelaku maksimal untuk meraihnya. Sementara sumpah imitasi, sekadar ucapan, suaranya sih bisa saja lebih nyaring karena diteriakkan sambil mendelik-mendelik. Akan tetapi, sumpah itu tidak disertai dengan tindakan nyata untuk mencapainya.

Kini sudah saatnya para siswa, terutama yang kelas 12 untuk bersumpah memberikan yang terbaik. Terbaik bagi dirinya sendiri, bagi orang tua, bagi almamaternya. Apakah mungkin? Sangat mungkin! Anda punya modal semangat dan stamina yang luar biasa. Berbagai kegiatan di seputar ultah sekolah, seperti lomba-lomba dan even lainnya merupakan bukti nyata bahwa Anda semua orang hebat. Di bawah terik matahari yang membakar Anda tetap bertahan. Pulang sampai sore hingga malam hari pun Anda lakoni dengan senang hati.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana mengonversi dan melanggengkan semangat itu dalam hal belajar. Jika Anda, para siswa Smada, punya ghirah belajar yang sama dengan semangat Anda saat mengikuti lomba ataupun ritual perayaan ultah sekolah, Anda dijamin sukses, melesat. Biarlah nanti menjadi pemandangan umum di Smada, para siswa pulang sampai sore, tetapi asyik membentuk jemaah-jemaah belajar.  Kalau ini bisa dilakukan, merebut perguruan tinggi-perguruan tinggi favorit bagi siswa Smada, bukan hal yang sulit. Dengan demikian, cita-cita Smada hebat, melesat, bukan sekadar slogan, melainkan kenyataan.
Para anak muda, siswa Smada, sadarilah suka atau tidak suka yang namanya ujian sekolah, ujian nasional itu masih ada. Untuk masuk ke PT pun Anda harus bersaing dengan puluhan ribu peserta melalui tes. Hendaknya momen peringatan Sumpah Pemuda kali ini kita jadikan momen untuk menyadarkan diri mengucapkan SUMPAH: “Satukan tekad untuk menjadi yang terbaik demi orang-orang yang kita cintai.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...