Minggu, 19 Januari 2014

Wasiat Nenek

ANEKDOT DALAM PERJALANAN


Suatu pagi di terminal Muntilan, seorang nenek renta menitipkan cucunya yang masih berusia 10 tahun kepada kernet  bus menuju Semarang. Nenek itu berpesan “Mas, nanti kalo sampe di Secang, tolong anak ini diberi tahu, ya? “Nggih, Mbah, jawab sang kernet. “ Suasana di dalam bus biasa-biasa saja. Para penumpang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Bus berangkat menuju ke Semarang. Dalam perjalanan yang belum lama si kecil terus bertanya pada sang kernet “Pak, sudah sampe Secang belum?  Karena mungkin kesal terus ditanya, sang kernet pun menjawab “Belum le, tenang saja. Nanti saya beri tahu. Kamu tidur saja, pokoknya beres.” Si kecil pun tertidur.
Bus terus berjalan. “Payaman, Payaman, Secang, Secaang siap-siap turun. Bus pun masuk terminal Secang, beberapa penumpang turun melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. Selanjutnya bus meninggalkan Secang ke arah Semarang. Kira-kira 1 km lepas dari Secang, si kecil terbangun. “Pak, sudah sampe Secang?  Sang kernet kaget, ia lupa pesan nenek tadi untuk memberi tahu si kecil jika sudah sampai Secang.
Sang kernet pun minta persetujuan penumpang yang lain tentang si kecil. Karena merasa kasihan, para penumpang pun menyetujui bus balik ke Secang. Akhirnya, bus balik ke Secang. Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 
“Le, nih sudah sampe di Secang. Sesuai dengan pesan nenekmu tadi to? Sang kernet dan para penumpang lain mulai tak sabar menunggu si kecil untuk segera turun dari bus. “Ayo le nih Secaaang! Kamu harus turun” sesuai amanah nenekmu.
“Terima kasih, Pak. Saya juga sudah melaksanakan pesan nenekku. Bungkusan ini sudah saya buka untuk sarapan. Ayo, Bapak ikut makan.” 
” Begituuuu? Wedhuuuus!, geram sang kernet sambil meninju-ninju kepalanya sendiri.
Sambil menahan marah para penumpang lain pun hanya bisa tertawa dalam hati. Bus pun bergegas kembali menuju Semarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...