Selasa, 05 Agustus 2014

Lebaran 2014





TRADISI  BERBAGI DI MOMEN IDUL FITRI

Wates, 1Syawal 2014. Tepat pukul 17. 37 WIB, beduk magrib ditabuh dan azan magrib pun dikumandangkan. Umat Islam di seluruh Wates bersukacita. Mereka larut dalam kegembiraan karena telah telah kembali kepada kefitrian setelah selesai melaksanakan puasa Ramadan selama  satu bulan.
Usai melaksanakan salat magrib berjamaah di Masjid Sirajul Huda Wates, jamaah tidak beranjak pulang. Mereka melantunkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid. Lantunan takbir, tahlil, dan tahmid baru berhenti ketika waktu memasuki salat isya. Selesai salat isya, sebagaian jamaah yang tua-tua melanjutkan takbiran, sementara jamaah remaja dan anak-anak melakukan pawai obor keliling kampung.
Kira-kira pukul 21.00 WIB setelah selesai pawai obor, biasanya masyarakat akan kembali ke rumah masing-masing. Mereka melakukan tradisi sungkeman keluarga dan sekadar bagi-bagi kenangan dari yang tua kepada yang muda. Bagi masyarakat Wates, melakukan sungkeman pada malam 1 Syawal merupakan tradisi wajib dilakukan. Sebab, mereka meyakini bahwa keluarga atau orang tua adalah nomor satu. Jadi, sebelum mereka bermaaf-maafan ke ketangga-tetangga, mereka harus terlebih dahulu saling memaafkan di lingkungan intern keluarganya.
Acara sungkeman keluarga biasanya didahului dengan takbiran, kemudian mendoakan arwah leluhur mereka berupa bacaan tahlil yang dipimpin oleh orang yang paling tua dalam keluarga tersebut. Setelah itu baru dilaksanakan acara sungkeman. Di sinilah biasanya terjadi suasana haru. Banyak di antara mereka yang menangis karena tulus mengakui dan meminta maaf.

Sebagai penutup acara sungkeman adalah berbagi kenangan. Acara ini disebut “andum sangu”, yakni yang tua atau yang sudah bekerja memberi kenangan atau sangu kepada yang muda. Dengan “andum sangu” inilah kedekatan keluarga semakin terjalin dan kasih sayang semakin menyubur di dalam keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...