Minggu, 16 Agustus 2015

DIRGHAYU KE-70 REPUBLIK INDONESIAKU


Hari ini, 17 Agustus 2015, kita segenap bangsa Indonesia memperingati momen sangat bersejarah yakni proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Berbagai acara dan ritual peringatan digelar oleh segenap komponen bangsa. Ada upacara, gerak jalan, lomba yang bersifat hiburan. Semua mempunyai muara yang sama, “mangayubagya” hari kemerdekaan RI.
Secara defacto dan de jure, Indonesia memang telah merdeka pada 17 Agustus 1945. Itu sebuah fakfa yang tak terbantahkan. Dan hari ini, persitiwa itu sudah berumur 70 yahun. Sebuah usia yang cukup bagi sebuah bangsa untuk mengelola dirinya demi kesejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi, secara jujur mesti kita berani mengakui bahwa masih banyak PR besar yang harus kita kerjakan. Ya, memang harus KITA, bukan PEMIMPIN saja yang mengerjakan. Sebab, kita ini sering berkali-kali lupa akan pelajaran sejarah. Kita sering mengira bahwa bangsa yang besar ini nasibnya hanya ditentukan oleh segelintir para pemimpinnya. Sementara rakyat yang jumlahnya berjuta-juta justru dinafikan. Akibatnya, ketika pemimpin ini tidak memenuhi ekspektasi mereka, mereka lantas menghakimi sebagai pemipimpin gagal, pemimpin tidak becus, dan sebagainya.
Itu pula yang terjadi pada era Sukarno, Suharto, dan presiden-prisiden berikutnya. Bagaimana kemarin tahun 2014, kita masih sangat ingat hampir sebagian rakyat kita tumpleg bleg mengelu-elukan pelantikan Jokowi – JK sebagai presiden kita menggantikan era sebelumnya. Mereka menaruh harapan besar terhadap kedua pemimpin ini bisa membawa negeri ini menjadi negeri yang adil makmur sejahtera gemah ripah loh jinawi. Akan tetapi, kini setelah sepuluh bulan mereka megimami negeri ini, hasil rapornya jeblog, terutama di sisi ekonomi. Rakyat mulai bersuara. Ah, ini pemimpin bohong. Ini pemimpin tidak becus. Intinya, rakyat mulai kecewa. Meskipun peran pemimpin memang begitu besar, tetapi sebagai rakyat, kita juga perlu jujur. Sudah sejauh mana yang kita kerjakan. Jangan-jangan kita ini hanya sekadar menunggu keajaiban dari pemimpin dan cuma ongkang-ongkang tak melakukan apa-apa.
Secara hakiki negeri ini barangkali memang BELUM merdeka. Masih banyak hal yang belum bisa kita handle dengan tangan kita sendiri. Negara sebesar ini masih kalah dengan mafia daging sapi. Betapa kita tak berdaya berhadapan dengan korporasi yang mempermainkan harga daging sapi. Ini berbeda sekali ketika kita berhadapan dengan teroris. Cek, cek, cek. Tangkap, tangkap, tangkap. Cepat sekali! Bahkan, aparat kita bisa menangkap mereka, sebelum mereka bertindak, dengan bukti-bukti lengkap.
Ini barangkali yang membuat sebagian masyarakat kita bertanya-tanya, ada apa dengan aparat kita. Begitu sigap dan galak sekali jika berhadapan dengan saudara-saudara kita yang kebetulan beragama Islam. Meskipun, mereka baru sebatas diduga. Masyarakat juga merindukan sekali mereka bertindak adil menangani kasus Tolikara di Papua. Sampai sekarang Pemerintah, lewat Densus 88 juga tidak pernah menyetempel mereka, para pelaku kerusuhan Tolikara, sebagai teroris. Padahal mereka ini sudah nyata terbukti melakukan, tidak hanya sebatas diduga. Kita bisa membayangkan jika yang terjadi sebaliknya, umat Islam membantai umat Kristen. Tentu dunia sudah geger. Pers, para petinggi negeri ini, dan pemimpin dunia jelas akan menjadikan masalah ini sebagai olok-olok dan kampanye global melawan Islam.

Di bidang-bidang lain kita juga harus bekerja keras. Masalah ekonomi yang mengalami stagnasi, bahkan penurunan, akan membuat berbagai proyek besar infrastruktur yang dicanangkan pemerintah batal digarap. Hal ini juga akan berimbas ke masalah pengangguran. Kalau hal ini tidak tertangani dengan baik, hal ini bisa berimbas ke masalah sosial. Masalah korupsi yang sampai kini belum mampu kita amputasi. Masalah narkoba yang makin menggila menggerogoti anak bangsa, dan lain-lain. Semua itu menjadi PR besar kita.
Sesuai dengan logo peringatan ulang tahun ke-70 kemerdekaan Republik Indonesia “Ayo Kerja”, mari kita kerja nyata sesuai kapling kita masing-masing. Sudah saatnya pemimpin tidak mengumbar janji-janji, tetapi merealisasikan janji-janji. Jangan sampai rakyat bergerak, menuntut janji-janji itu. DIRGAHAYU KE-70 REPUBLIK INDONESIA, INDONESIA JAYA!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...