Jumat, 23 Desember 2016

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA KELAS XII IPS



Menjadikan Liburan Penuh Berkah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara-saudara, para siswa, selamat berlibur pascapenerimaan rapor. Alhamdulillah, Anda kini bisa bertemu sedulur di rumah sambil melihat-lihat nilai rapor hasil “jihad” Anda selama satu semester.  Tidak sedikit di antara Anda yang sibuk menanyakan ranking. Ah, seberapakah pentingnya ranking bagimu. Kalau hal itu dianggap penting, signifikan, mengapa Anda ini baru ribut setelah penerimaan rapor. Mengapa tidak sedari dulu Anda “cantut tali wanda”, gumregah? Sebab, hasil itu sangat bergantung proses. Itu sudah sunatullah, “man jadda wa jada”. Hasil sangat bergantung seberapa keringat yang kita keluarkan.
OK, mari sejenak kita tinggalkan masalah rapor dengan segala plus minusnya. Sekarang saya tawarkan menu “Liburan Penuh Berkah” kepada Anda. “Weladalah, lalu kapan kami ngasone, Pak?” bantahmu pasti dalam hati. Begini para siswa, saya ingin meningkatkan liburmu supaya lebih bermakna, ada nilai lebih.Tidak sekadar tongkrong di rumah atau memburu "Om Tolelet" di pinggir jalan.
Hari ini saya tawarkan kepadamu mengenai ujian praktik Bahasa Indonesia. Silakan dikerjakan selama libur, saya beri waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Ini berarti Sabtu malam, pukul 21.00 sudah harus naik di blog Anda. Lebih dari tanggal itu, berarti Anda tetap harus mengikuti ujian praktik reguler sebagaimana yang dijadwalkan oleh sekolah.
OK, supaya tidak bertele-tele, ujian praktik Bahasa Indonesia yang pertama adalah berbicara, bisa berupa berpidato, mendongeng, khotbah. Untuk ujian ini, Anda boleh mengirimkan rekamannya dalam bentuk video, format AVI atau MP4. Silakan yang sudah diunggah di blog Anda atau bila mengalami kesulitan kirim ke email saya filaabi@yahoo.co.id.
Adapun ujian praktik menulis adalah menulis cerpen. Akan tetapi, menulis cerpen dengan melanjutkan kalimat-kalimat yang sudah saya tulis. Kalimat-kalimat tersebut nantinya bisa Anda  letakkan di awal, tengah, menjelang akhir, atau di akhir tulisan Anda. Yang terpenting adalah cerpen yang Anda tulis harus berkaitan (nyambung) dengan kalimat-kalimat yang saya tulis. Saya akan lebih menghargai jika Anda menghadirkan latar, suasana warna ke-Magelang-an. Dengan demikian, kalau Anda mengambil latar di Tegalrejo, tokoh sebaiknya berbicara dialog Tegalrejo. Tidak ada ucapan "elu-elu, gua-gua". Panggilan anak kepada orang tua, misalnya bapaknya pun harus menyesuaikan.

Pilihan pertama
Gadis itu tertawa ngakak. Suaranya khas. Suara itu yang kadang membuat teman-teman dan gurunya senewen. “Ah, dulu ibumu ngidam burung kutilang, ya, “tanya gurunya.
“Wow, enak saja Bapak bilang, nggak Pak. Yang bener burung kuntul, “ timpal Salsa sambil meringkikkan tertawa khasnya. Bla bla bla …
Pilihan kedua
Wanita muda itu terkapar di sudut kamar. Matanya nanar.  ….
"Didiiiiinnnnn!" Tiba-tiba ia seperi memanggil sebuah nama. Melengking, keras. Namun, kemudian hilang ditelan parau. bla, bla, bla ... .

Pilihan ketiga
“Sri, “Didin ke mana, sudah sejak pagi tadi aku tidak melihat wajahnya? “ tanya Bu Janah.
“Mas Didin pergi bersama teman-temannya ke pinggir jalan raya. Katanya sih mau Telolet, Bu, “ jawab Sri.
“O alah, Din, Telolet ki panganan opo. Lha, mbok baca sholawat di rumah bisa untuk sangu akhirat. Bla-bla bla.
Teruskan salah satu di antara tiga pilihan yang Anda sukai sehingga menjadi cerita yang utuh. Untuk penulisan cerpen ini, saya batasi sampai dengan tanggal 5 Januari 2016. Sebaiknya Anda membaca beberapa novel atau cerpen sastra (cerpen minimal dimuat di Kompas atau Suara Merdeka. Mengapa demikian? Itu penting Anda lakukan supaya Anda dalam menulis dialog tidak mengalami kesalahan.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...