Kamis, 28 September 2017
Selasa, 19 September 2017
IBRAH TAHUN BARU
MEMANDANGI
WAJAH SENDIRI
Malam ini, di hari pertama masuk tahun
baru 1439 H., sebelum berangkat tidur, aku sempatkan
mengamati
wajahku
sendiri.
Ada kerut-kerut tanda ketuaan sebagai sunatullah yang mesti diterima. Ya inilah aku yang
sudah lebih dari setengah abad menjejakkan kaki di bumi Allah.
Subhanallah, alhamdulillah, astagfirullah, ada banyak rasa
bercampur-campur ketika mengamati wajah yang mulai menua ini. Sinyal-sinyal
dari yang Mahakuasa begitu kentara menyodor di mata. Tanda-tanda itu jelas
menyangkut di kepala yang kini mulai putih memerak, di janggutku juga. “Ingat-ingat engkau dari mana dan mau
ke mana, “ kata mereka sambil seolah terus melambai. Aku tunduk
tersipu. Mendadak aku jadi kangen berkumpul dengan
anak-anak dan istriku tercinta.
“Abi, Abi! “ panggil anak-anak dan istriku dari kamar sebelah. Aku segera bergegas ke sana, menemui mereka. Rupanya anak-anak sedang memegang mushaf di samping uminya. Aku tak tahu harus berbuat apa. Istriku memandangku dalam-dalam, lalu memelukku erat.
“Abi, Abi! “ panggil anak-anak dan istriku dari kamar sebelah. Aku segera bergegas ke sana, menemui mereka. Rupanya anak-anak sedang memegang mushaf di samping uminya. Aku tak tahu harus berbuat apa. Istriku memandangku dalam-dalam, lalu memelukku erat.
“Abi coba dengarkan, anak kita mau berikan sesuatu buat Abi, “
bisiknya pelan. Aku mengangguk saja.
Dengan tanpa membacanya, anakku mulai melantunkan surat Ar-Rahman, surat kesayangan almarhum Bapak. Kini suara yang sudah hampir sepuluh tahun tak terdengar dan sering membuat jemaah masjid terhening itu kembali muncul, tidak lewat mulut Bapak, tetapi mengalir syahdu lewat cucu Bapak, anakku.
Ayat demi ayat terlantun syahdu. Kalimat-kalimat فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ yang diulang lebih dari 30 kali dalam surat itu membuat dadaku sesak. Tak terasa air mata sudah memenuhi pipiku yang tak kencang lagi. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” semakin membuat aku menjadi manusia yang serbakurang.
“Anak-anak dan istriku, doakan abi di tahun baru ini, abi menjadi lebih baik. Baik di mata Allah dan di mata orang-orang yang abi cintai, ” gumamku dalam hati. Selesai anakku melantunkan surah Ar-Rahman, kami berangkulan penuh kesyukuran.
Dengan tanpa membacanya, anakku mulai melantunkan surat Ar-Rahman, surat kesayangan almarhum Bapak. Kini suara yang sudah hampir sepuluh tahun tak terdengar dan sering membuat jemaah masjid terhening itu kembali muncul, tidak lewat mulut Bapak, tetapi mengalir syahdu lewat cucu Bapak, anakku.
Ayat demi ayat terlantun syahdu. Kalimat-kalimat فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ yang diulang lebih dari 30 kali dalam surat itu membuat dadaku sesak. Tak terasa air mata sudah memenuhi pipiku yang tak kencang lagi. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” semakin membuat aku menjadi manusia yang serbakurang.
“Anak-anak dan istriku, doakan abi di tahun baru ini, abi menjadi lebih baik. Baik di mata Allah dan di mata orang-orang yang abi cintai, ” gumamku dalam hati. Selesai anakku melantunkan surah Ar-Rahman, kami berangkulan penuh kesyukuran.
Sabtu, 16 September 2017
UH SUSULAN (NURUL H.R.; BANOWATI A.R.)
Soal Ulangan Bahasa
Indonesia (Susulan)
Kerjakan di Lembar
Kertas dan Kumpulkan pada Senin, 18 September 2017 (Sebelum Pelaksanaan
Penilain Harian Terpadu (PHT)
Perhatikan teks berikut!
(1) Soedirman, sang Jendral Besar, wafat di Magelang
pada pukul 18.30 tanggal 29 Januari 1950. (2) Kabar duka ini dilaporkan dalam sebuah siaran kusus di
RRI. (3) Setelah berita
kematiannya disiarkan, rumah keluarga Soedirman dipadati oleh para pelayat. (4)
Keesokan harinya, jenasah Soedirman dibawa ke
Yogyakarta. Empat tank dan delapan puluh kendaraan bermotor mengiringi konvoi
pemakaman sang Jendral. (5) Puluhan ribu warga berdiri di sisi jalan memberi
penghormatan pada sang Jendral.
Kerjakan soal berikut! (Perhatikan paragraf 1)
1.
Ada berapa frasa yang terdapat dalam kalimat 2? Tuliskan!
2.
Tentukan jenis frasa tersebut sesuai dengan dasar
penggolongannya!
3.
Tulis frasa endosentris apositif dan koordinatif yang
terdapat dalam bacaan!
4.
Tentukan tiga kata-kata tidak baku dalam paragraf tersebut,
kemudian tuliskan bentuk bakunya!
5.
Konjungsi subordinatif/bertingkat terdapat dalam kalimat
nomor …. dan menyatakan keterangan ….
6.
Lengkapilah tabel berikut!
No.
|
Frasa
|
Jenis Frasa
|
Inti Frasa
|
remaja putri
tanggung
|
endosentris
atributif
|
remaja
|
|
1
|
di sisi jalan
|
||
2
|
kendaraan bermotor
|
||
3
|
pada sang
Jenderal
|
||
4
|
ulangan susulan
|
||
5
|
sangat khawatir
|
Untuk soal nomor 7
s.d. 10 beri garis bawah pada frasa yang Anda maksudkan!
7.
Tulislah dua kalimat yang mengandung frasa endosentris
koordinatif!
…….
…….
8.
Tulislah dua kalimat yang mengandung frasa endosentris
apositif!
…….
…….
9.
Tulislah dua kalimat yang mengandung frasa eksosentris!
……
……
10. Tulislah dua
kalimat yang mengandung frasa idiomatik!
…….
…….
Langganan:
Postingan (Atom)
KISI-KISI US 2022
Bijak Menyikapi Kisi-Kisi (oleh Sartono Jaya) A lhamdulill...
-
Menjadikan Liburan Penuh Berkah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saudara-saudara, para siswa, selamat berlibur pascap...
-
SOAL SIMAK UNIVERSITAS INDONESIA BAHASA INDONESIA Bacaan 1 (1) Sariawan merupakan suatu kelainan selaput lendir mulut,...