MEMAKNAI IDUL KURBAN
Sabda Rasulullah saw riwayat Abu
Hurairah:
مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا (رواه أحمد وابن ماجه)
مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا (رواه أحمد وابن ماجه)
“Siapa yang
memiliki kemampuan, tetapi ia tidak mau berkurban, maka sekali-kali janganlah
ia mendekati musala kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Hari ini telah tiga hari, kita melewati
peristiwa perayaan Idul Kurban. Di berbagai tempat, kita melihat pelaksanaan
salat Idul Adha yang diikuti dengan penyembelihan hewan kurban.
Penyembelihan hewan kurban merupakan manifestasi
ketaatan seorang hamba terhadap Allah, sang Khalik. Semua itu meneladan pada
Bapak para nabi, yakni Nabi Ibrahim alaihi salam. Nabi Ibrahim telah dengan
brilian memberi contoh kepada kita mengorbankan hal yang paling dicintainya
karena perintah Allah. Tidak ada ba bi bu, ngelits dengan berbagai alasan
yang sengaja dikonstruksi demi menghindari perintah. Lihatlah sang Bapak Para
Nabi itu langsung samina waatakna, saya dengar dan saya taat, begitu
mendengar perintah dari Tuannya.
Kurban dalam Perspektif Siswa
Setiap kita sebenarnya adalah 'IBRAHIM' dan setiap Ibrahim punya 'ISMAIL'. Ismail ini
sekarang mungkin adalah “EGOMU/EGO KITA” yang sampai sekarang masih perkasa bersemayam di dalam diri kita. Buktinya,
betapa masih banyak di antara Anda yang terus menunda-nunda belajar, padahal Anda
bercita-cita ingin menggapai gunung. Anda masih asyik berpangku tangan, menunda
pekerjaan, tidak segera mengerjakan tugas yang diberikan guru, padahal
menginginkan nilai yang aduh hai. Wow, ironis!
Ismailmu adalah
sesuatu yang kau 'SAYANGI' dan kau 'PERTAHANKAN' di
dunia ini. Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh
Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa 'KEPEMILIKAN' terhadap
Ismail. Dalam bahasa lain, Anda tidak disuruh untuk total meninggalkan kesenangan Anda.
Artinya, sebagai siswa, Anda tetap masih bisa bersenda gurau, boleh nyetel
musik, asal tahu waktu yang tepat. Yang tidak boleh adalah Anda memertahankan
kesayanganmu itu, tetapi melupakan kewajiban utamamu. Misalnya, lupa belajar
yang istikamah, lupa numpuk tugas, padahal sudah diingatkan berkali-kali. Ah,
mungkin gurumu kalusen sehingga Anda jadi nyepeleke.
Mari senyampang masih dekat dengan Idul
Kurban, kita paksa diri kita untuk belajar menjadi Ibrahim-Ibrahim yang mulia.
Idul Kurban jangan sampai tidak memberikan bekas apa-apa kepada kita atau hanya
meninggalkan bau prengus wedhus. Semoga Allah Subhanahu wa taala menganugrahkan KESALEHAN Nabi Ibrahim dan KEIKHLASAN Nabi Ismail kepada kita semua
agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita. Amin.
Pak ini alamat blog saya http://fatimahindahherafirstblog.blogspot.co.id
BalasHapus(Indah Nur XII IPS 2)
Nggih, nuwun Mbakyu!
HapusAssalamualaikum Pak, ini alamat blog saya https://mlkdiananjani.blogspot.co.id/ (Dian Putri Yulia A XII IPS 2)Wassalam...
BalasHapusYa, sudut pandangnya kok orang pertama?
HapusYa, sudut pandangnya kok orang pertama?
Hapus