Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Dari Wikisource bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2009
(2009) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan |
||||||
Lihat pula:
|
Daftar isi:
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN UMUM
EJAAN BAHASA INDONESIA
YANG DISEMPURNAKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN UMUM
EJAAN BAHASA INDONESIA
YANG DISEMPURNAKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang
|
:
|
a.
|
bahwa sebagai akibat perkembangan kehidupan masyarakat,
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987, perlu
disempurnakan kembali;
|
b.
|
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;
|
||
Mengingat
|
:
|
1.
|
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
|
2.
|
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
|
||
3.
|
Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 77/M Tahun 2007;
|
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
|
:
|
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN UMUM
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN.
|
Pasal 1
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Dengan
berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada
tanggal 31 Juli 2009
MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD
BAMBANG
SUDIBYO
|
Salinan
sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP 196108281987031003
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP 196108281987031003
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 46 TAHUN 2009 TANGGAL 31 JULI 2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 46 TAHUN 2009 TANGGAL 31 JULI 2009
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan
bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di
kolom ketiga.
Huruf
|
Nama
|
|
Kapital
|
Kecil
|
|
A
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z |
a
b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z |
a
be ce de e ef ge ha i je ka el em en o pe ki er es te u ve we eks ye zet |
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan
u.
Huruf
Vokal |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
a
e* i o u |
api
enak emas itu oleh ulang |
padi
petak kena simpan kota bumi |
lusa
sore tipe murni radio ibu |
Keterangan:
*
|
Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen (ËŠ)
dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
|
Misalnya:
|
|
Anak-anak bermain di teras (téras).
|
|
Upacara itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia.
|
|
Kami menonton film seri (séri).
|
|
Pertandingan itu berakhir seri.
|
|
Di mana kécap itu dibuat?
|
|
Coba kecap dulu makanan itu.
|
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f,
g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y,
dan z.
Huruf
Konsonan |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
b
c d f g h j k l m n p q** r s t v w x** y z |
bahasa
cakap dua fakir guna hari jalan kami - lekas maka nama pasang Quran raih sampai tali varia wanita xerox yakin zeni |
sebut
kaca ada kafan tiga saham manja paksa rakyat* alas kami tanah apa status quo bara asli mata lava hawa - payung lazim |
adab
- Abad maaf gudeg tuah mikraj politik bapak* akal diam daun siap Taufiq putar tangkas rapat - - sinar-x - juz |
Keterangan:
*
|
Huruf k melambangkan bunyi hamzah.
|
**
|
Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri
(seperti Taufiq dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status
quo dan sinar x).
|
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf
Diftong |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
ai
au oi |
ain
aula - |
malaikat
saudara boikot |
pandai
harimau amboi |
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng,
ny, dan sy masing masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan
Huruf Konsonan |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
kh
ng ny sy |
khusus
ngilu nyata syarat |
akhir
bangun banyak isyarat |
tarikh
senang - arasy |
Catatan:
Nama orang, badan hukum, dan nama
diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
kecuali jika ada pertimbangan khusus.
F. Huruf Kapital
1.
|
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
|
||||||||||||||
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
|
|||||||||||||||
2.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
|
||||||||||||||
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita
pulang?"
Orang itu menasihati anaknya,
"Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau
terlambat," katanya.
"Besok pagi,"
kata Ibu, "dia akan berangkat."
|
|||||||||||||||
3.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan
ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
|
||||||||||||||
Misalnya:
|
|
|||
4.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
|
|
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
|
|||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
|
||
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi
lagaknya sudah seperti kiai.
|
|||
5.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang
digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
|
|
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
|
|||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
|
||
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden
Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan
oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan
oleh Departemen.
|
|||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau
nama tempat tertentu.
|
||
Misalnya:
Berapa orang camat yang
hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor
jenderal.
Di setiap departemen terdapat
seorang inspektur jenderal.
|
|||
6.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama orang.
|
|
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
|
Catatan:
|
(1)
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti
pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von
(dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
|
|
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama
|
||
(2)
|
Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai
untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
|
|
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal
|
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama
orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
|
|||||||||
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
|
||||||||||
7.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa.
|
||||||||
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
|
||||||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
|
|||||||||
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
|
||||||||||
8.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, dan hari raya.
|
||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama peristiwa sejarah.
|
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
|
||||||||||||||||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko
pecahnya perang dunia.
|
||||||||||||||||
9.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama diri geografi.
|
||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
c.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau
nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan
budaya.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
d.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur
geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
e.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
|
||||||||||||||||
10.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama
dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
|
||||||||||||||
Misalnya:
|
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
|
||||||||||||||||||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata
yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,
dan nama dokumen resmi.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah
dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang
yang berlaku
|
||||||||||||||||||||||
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama
resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi
pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu
ditulis dengan huruf kapital.
|
||||||||||||||||||||||
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah
disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang
menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani
oleh Direktur.
|
||||||||||||||||||||||
11.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu
Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
|
||||||||||||||||||||||
12.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah,
surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan
Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar
Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas
Hukum Perdata".
|
||||||||||||||||||||||
13.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|
||||||
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan
perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
|
||||||
14.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
|
||||
Misalnya:
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya
terima.
"Kapan Bapak
berangkat?" tanya Harto.
"Silakan duduk, Dik!"
kata orang itu.
|
||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau
penyapaan.
|
|||||
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak
dan ibu kita.
Semua kakak dan adik
saya sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara
yang tinggal di Jakarta.
|
||||||
15.
|
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda
yang digunakan dalam penyapaan.
|
|||||
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda telah kami
terima dengan baik.
|
||||||
16.
|
G. Huruf Miring
1.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
|
Misalnya:
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama
karangan Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra
diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat
kabar Suara Merdeka.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar