Kamis, 09 Maret 2017

PEDOMAN UMUM EYD 4


3.
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
4.
Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

Misalnya:
8-4-2008
p-a-n-i-t-i-a
5.
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.

Misalnya:



ber-evolusi
dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan sosial)
Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok.

Bandingkan dengan:
be-revolusi
dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
a.
se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
b.
ke- dengan angka,
c.
angka dengan -an,
d.
kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital,
e.
kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f.
gabungan kata yang merupakan kesatuan.

Misalnya:
se-Indonesia
peringkat ke-2
tahun 1950-an
hari-H
sinar-X
mem-PHK-kan
ciptaan-Nya
atas rahmat-Mu
Bandara Sukarno-Hatta
alat pandang-dengar
7.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Misalnya:
di-smash
di-mark-up
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (–)
1.
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.

Misalnya:
Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan.
Keberhasilan itu–saya yakin–dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.
2.
Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya:
Rangkaian temuan ini–evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia–amanat Sumpah Pemuda–harus terus ditingkatkan.
3.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.


Misalnya:
Tahun 1928–2008
Tanggal 5–10 April 2008
Jakarta–Bandung

Catatan:
(1)
Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan tambahan pada akhir kalimat.

Misalnya:
Kita memerlukan alat tulis–pena, pensil, dan kertas.
(Bandingkan dengan Bab III, Huruf D, kaidah 1.)
(2)
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
G. Tanda Tanya (?)
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:
Kapan dia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:
Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut ini!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
Merdeka!
I. Tanda Elipsis (...)
1.
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Misalnya:
Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan.
Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan.
2.
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat terbatas.

Catatan:
(1)
Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2)
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.


(3)
Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.

Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....
J. Tanda Petik (" ")
1.
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. "
"Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"
2.
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
"Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
3.
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

Catatan:
(1)
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Misalnya:
Kata dia, "Saya juga minta satu."
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"
(2)
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Misalnya:
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si Hitam".
(3)
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
(4)
Tanda petik (") dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.

Misalnya:
zaman
bukan
jaman
asas
"
azas
plaza
"
plasa
jadwal
"
jadual
bus
"
bis
K. Tanda Petik Tunggal (' ')
1.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.

Misalnya:
terpandai
'paling' pandai
retina
'dinding mata sebelah dalam'
mengambil langkah seribu
'lari pontang panting'
'sombong, angkuh'

3.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)

Misalnya:
feed-back
'balikan'
dress rehearsal
'geladi bersih'
tadulako
'panglima'
L. Tanda Kurung (( ))
1.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:
Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).

Catatan:
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.

Misalnya:
Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.
2.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
3.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
4.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan.

Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.


Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

Catatan:
Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah.

Misalnya:
Kemarin kakak saya membeli
1)
buku,
2)
pensil, dan
3)
tas sekolah.
Dia senang dengan mata pelajaran
a)
fisika,
b)
biologi, dan
c)
kimia.
M. Tanda Kurung Siku ([ ])
1.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa.
2.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1.
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.

Misalnya:
No. 7/PK/2008
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2008/2009
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.

Misalnya:
dikirimkan lewat darat/laut
'dikirimkan lewat darat atau lewat laut'
harganya Rp1.500,00/lembar
'harganya Rp1.500,00 tiap lembar'
tindakan penipuan dan/atau penganiayaan
'tindakan penipuan dan penganiayaan, tindakan penipuan, atau
tindakan penganiayaan'

Catatan:
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Dia 'kan sudah kusurati.
('kan = bukan)
Malam 'lah tiba.
('lah = telah)
1 Januari '08
('08 = 1988)
IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.
a (ain Arab dengan a) menjadi 'a
'asr
asar
sa'ah
saat
manfa'ah
manfaat
' (ain Arab) di akhir suku kata menjadi k
ra'yah
rakyat
ma'na
makna
ruku'
rukuk
aa (Belanda) menjadi a
paal
pal
baal
bal
octaaf
oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
aerob
aerodinamics
aerodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
hemoglobin
haematite
hematit
ai tetap ai
trailer
trailer
caisson
kaison
au tetap au
audiogram
audiogram
autotroph
autotrof
tautomer
tautomer
hydraulic
hidraulik
caustic
kaustik
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
calomel
kalomel
construction
konstruksi
cubic
kubik

coup
kup
classification
klasifikasi
crystal
kristal
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central
sentral
cent
sen
cybernetics
sibernetika
circulation
sirkulasi
cylinder
silinder
coelom
selom
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation
akomodasi
acculturation
akulturasi
acclimatization
aklimatisasi
accumulation
akumulasi
acclamation
aklamasi
cc di muka e dan i menjadi ks
accent
aksen
accessory
aksesori
vaccine
vaksin
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin
sakarin
charisma
karisma
cholera
kolera
chromosome
kromosom
technique
teknik
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
eselon
machine
mesin
ch yang lafalnya c menjadi c
chip
cip
voucher
vocer
China
Cina
ck menjadi k
check
cek
ticket
tiket
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda
sabda
çastra
sastra
d (Arab) menjadi d
darurat
darurat
fardu
fardu
hadir
hadir
e tetap e
effect
efek
description
deskripsi

synthesis
sintesis
ea tetap ea
idealist
idealis
habeas
habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
stratosfer
systeem
sistem
ei tetap ei
eicosane
eikosan
eidetic
eidetik
einsteinium
einsteinium

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISI-KISI US 2022

      Bijak Menyikapi Kisi-Kisi                                                             (oleh Sartono Jaya)           A lhamdulill...