3.
|
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang.
|
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
|
|
4.
|
Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian
tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
|
Misalnya:
8-4-2008
p-a-n-i-t-i-a
|
|
5.
|
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan
bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau
kelompok kata.
|
Misalnya:
|
ber-evolusi
dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan
sosial (tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan sosial)
Karyawan boleh mengajak anak-istri
ke acara pertemuan besok.
|
|||||||||||||
Bandingkan dengan:
be-revolusi
dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)
tanggung jawab dan kesetiakawanan
sosial
|
|||||||||||||
6.
|
Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
|
||||||||||||
Misalnya:
se-Indonesia
peringkat ke-2
tahun 1950-an
hari-H
sinar-X
mem-PHK-kan
ciptaan-Nya
atas rahmat-Mu
Bandara Sukarno-Hatta
alat pandang-dengar
|
|||||||||||||
7.
|
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
|
||||||||||||
Misalnya:
di-smash
di-mark-up
pen-tackle-an
|
F. Tanda Pisah (–)
1.
|
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
|
Misalnya:
Kemerdekaan itu—hak segala
bangsa—harus dipertahankan.
Keberhasilan itu–saya yakin–dapat
dicapai kalau kita mau berusaha keras.
|
|
2.
|
Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
|
Misalnya:
Rangkaian temuan ini–evolusi,
teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita
tentang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa
Indonesia–amanat Sumpah Pemuda–harus terus ditingkatkan.
|
|
3.
|
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat dengan arti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
|
Misalnya:
Tahun 1928–2008
Tanggal 5–10 April 2008
Jakarta–Bandung
|
|||||||
Catatan:
|
G. Tanda Tanya (?)
1.
|
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
|
Misalnya:
Kapan dia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
|
|
2.
|
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
|
Misalnya:
Dia dilahirkan pada tahun 1963
(?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah
(?) hilang.
|
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri
ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut ini!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Sampai hati benar dia meninggalkan
istrinya!
Merdeka!
I. Tanda Elipsis (...)
1.
|
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
|
||||
Misalnya:
Kalau begitu ..., marilah kita
laksanakan.
Jika Saudara setuju dengan harga
itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan.
|
|||||
2.
|
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
|
||||
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan
diteliti lebih lanjut.
Pengetahuan dan pengalaman kita
... masih sangat terbatas.
|
|||||
Catatan:
|
|
J. Tanda Petik (" ")
1.
|
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan,
"Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
Ibu berkata, "Paman berangkat
besok pagi. "
"Saya belum siap," kata
dia, "tunggu sebentar!"
|
||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
Sajak "Pahlawanku"
terdapat pada halaman 5 buku itu.
Saya sedang membaca
"Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa
Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Bacalah "Penggunaan Tanda
Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
"Makalah
"Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta
seminar.
|
||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan
cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di
kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan:
|
K. Tanda Petik Tunggal (' ')
1.
|
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat di dalam petikan lain.
|
||||||||
Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi
'kring kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan,
kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap
seketika," ujar Pak Hamdan.
|
|||||||||
2.
|
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau
ungkapan.
|
||||||||
Misalnya:
|
|||||||||
3.
|
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau
ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab
III, Huruf M)
|
||||||||
Misalnya:
|
L. Tanda Kurung (( ))
1.
|
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
|
Misalnya:
Anak itu tidak memiliki KTP (kartu
tanda penduduk).
Dia tidak membawa SIM (surat izin
mengemudi).
|
|
Catatan:
Dalam penulisan didahulukan bentuk
lengkap setelah itu bentuk singkatnya.
|
|
Misalnya:
Saya sedang mengurus perpanjangan
kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai
keperluan.
|
|
2.
|
Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
|
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul
"Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10)
menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
|
|
3.
|
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
|
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari
(Kota) Surabaya.
|
|
4.
|
Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang
memerinci urutan keterangan.
|
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah
(a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
|
Dia harus melengkapi berkas
lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
|
|||||||||||||
Catatan:
Tanda kurung tunggal dapat dipakai
untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke
bawah.
|
|||||||||||||
Misalnya:
Kemarin kakak saya membeli
Dia senang dengan mata pelajaran
|
M. Tanda Kurung Siku ([ ])
1.
|
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan
itu memang terdapat di dalam naskah asli.
|
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
Ia memberikan uang [kepada]
anaknya.
Ulang tahun [hari kemerdekaan]
Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa.
|
|
2.
|
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
|
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu
dibentangkan di sini.
|
N. Tanda Garis Miring (/)
1.
|
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor
pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim atau tahun ajaran.
|
||||||
Misalnya:
No. 7/PK/2008
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2008/2009
|
|||||||
2.
|
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau,
tiap, dan ataupun.
|
||||||
Misalnya:
|
|||||||
Catatan:
Tanda garis miring ganda (//)
dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk
memudahkan pembacaan naskah.
|
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Dia 'kan sudah kusurati.
|
('kan = bukan)
|
Malam 'lah tiba.
|
('lah = telah)
|
1 Januari '08
|
('08 = 1988)
|
IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis,
Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle,
shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai
dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal itu, diusahakan ejaannya
disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur
serapan itu adalah sebagai berikut.
a
(ain Arab dengan a) menjadi 'a
'asr
|
asar
|
sa'ah
|
saat
|
manfa'ah
|
manfaat
|
'
(ain Arab) di akhir suku kata menjadi k
ra'yah
|
rakyat
|
ma'na
|
makna
|
ruku'
|
rukuk
|
aa (Belanda) menjadi a
paal
|
pal
|
baal
|
bal
|
octaaf
|
oktaf
|
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
|
aerob
|
aerodinamics
|
aerodinamika
|
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
|
hemoglobin
|
haematite
|
hematit
|
ai tetap ai
trailer
|
trailer
|
caisson
|
kaison
|
au tetap au
audiogram
|
audiogram
|
autotroph
|
autotrof
|
tautomer
|
tautomer
|
hydraulic
|
hidraulik
|
caustic
|
kaustik
|
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
calomel
|
kalomel
|
construction
|
konstruksi
|
cubic
|
kubik
|
coup
|
kup
|
classification
|
klasifikasi
|
crystal
|
kristal
|
c di muka e, i, oe, dan y menjadi
s
central
|
sentral
|
cent
|
sen
|
cybernetics
|
sibernetika
|
circulation
|
sirkulasi
|
cylinder
|
silinder
|
coelom
|
selom
|
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation
|
akomodasi
|
acculturation
|
akulturasi
|
acclimatization
|
aklimatisasi
|
accumulation
|
akumulasi
|
acclamation
|
aklamasi
|
cc di muka e dan i menjadi ks
accent
|
aksen
|
accessory
|
aksesori
|
vaccine
|
vaksin
|
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan
menjadi k
saccharin
|
sakarin
|
charisma
|
karisma
|
cholera
|
kolera
|
chromosome
|
kromosom
|
technique
|
teknik
|
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
|
eselon
|
machine
|
mesin
|
ch yang lafalnya c menjadi c
chip
|
cip
|
voucher
|
vocer
|
China
|
Cina
|
ck menjadi k
check
|
cek
|
ticket
|
tiket
|
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda
|
sabda
|
çastra
|
sastra
|
d (Arab) menjadi d
darurat
|
darurat
|
fardu
|
fardu
|
hadir
|
hadir
|
e tetap e
effect
|
efek
|
description
|
deskripsi
|
synthesis
|
sintesis
|
ea tetap ea
idealist
|
idealis
|
habeas
|
habeas
|
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
|
stratosfer
|
systeem
|
sistem
|
ei tetap ei
eicosane
|
eikosan
|
eidetic
|
eidetik
|
einsteinium
|
einsteinium
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar